Bolehkah Menggunakan Wadah Yang Terbuat dari Emas dan Perak?

hukum waadah emas

oleh : Moehamad Bagas Avriyansyah (santri Ma’had Rumah Yatim Sabilillah)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Masyarakat umum kebanyakan masih awam dengan penggunaan emas dan perak. Mayoritas manusia menggunakan emas dan perak sebagai perhiasan baik kalung, cincin, dan gelang khususnya untuk kaum Wanita. Namun, beberapa umat muslim masih juga belum paham tentang larangan penggunaan emas dan perak. Terutama dalam menggunakan bejana atau wadah yang terbuat dari emas atau perak. Sebenarnya, adakah larangan untuk menggunakan wadah tersebut?

Dalam kitab At-Tadhib dalam Bab Thaharah dijelaskan larangan menggunakan wadah atau bejana yang terbuat dari emas atau perak.


“فصل” ولا يجوز استعمال أواني الذهب والفضة
ويجوز استعمال غيرهما من الأواني


(Fasal): Tidak diperbolehkan mempergunakan bejana yang terbuat dari emas dan perak dan diperbolehkan mempergunakan bejana yang dibuat selain dari bahan dari keduanya.

Selain itu, dalam hadist Bukhari (5110) dan Muslim (2067) juga menyantum tentang larangan menggunakan wadah yang terbuat dari emas dan perak.


 روى البخاري (5110) ومسلم (2067) عن حذيفةَ بن اليمان – رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لاَ تَلْبَسُوا الحريرَ ولاَ الدَيبَاجَ، ولا تَشْرَبُوا في آنيةِ الذهبِ وَالْفِضَّةِ، ولا تَأكُلُوا في صِحافِها، فَإنهَا لَهُمْ في الدُنْيَا وَلَنَا في الآخِرَة)
[الديباج: نوع نفيس من ثياب الحرير. آنية: جمع إناء. صحافهاَ جمع صَحْفَة وهي القصعة. لهم: أي الكفار].
ويقاس على الأكل والشرب غيرهما من وجوه الاستعمال، ويشمل التحريم الرجال والنسا


(1) Diriwayatkan oleh al Bukhary (5110) dan Muslim (2067) dari Hudzaifah ibnul Yaman ra. ia berkata: saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Jangan kalian memakai pakain dari bahan sutera dan sutera tinggi, dan jangan minum menggunakan bejana yang terbuat dari emas atau perak, dan jangan makan menggunakan piring terbuat dari emas atau perak, oleh karena bejana emas dan perak itu bagi mereka didunai, dan bagi kita di akhirat nanti”. Keharaman tersebut mencakup kaum lelaki dan wanita.

Dari dua sumber dalil diatas dapat disimpulkan bahwa haram hukumnya menggunakan bejana atau wadah yang terbuat dari emas. Baik digunakan untuk berwudhu, tempat makan dll. Namun, dalam madhab lain juga ada yang memperbolehkan Ketika dalam keadaan darurat.

الضَّرُوْرَاتُ تُبِيْحُ المَحْضُوْرَاتِ

“segala yang dharurat dapat membolehkan segala yang diharamkan”.

Wallahua’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *