Ditinggal Sang Ayah, Tak Menurunkan Semangat Ulya Menjadi Hafidzah di Usia Muda


Meski ditinggal ayah di usia muda tak menurunkan semangatnya dalam menghafal Al-Qurán. Ia adalah Ulya Zakia Kamila. Perempuan berusia 13 tahun ini adalah keluarga binaan LAZIS Sabilillah. Ia telah mencatatkan namanya sebagai salah satu hafidzah di usia muda. Dengan tekad kuat, Ulya mampu memberikan contoh bagi banyak siswi di usianya.

Siswi berprestasi dari SMPN 11 Malang itu, berhasil meraih Juara satu dan Juara dua dalam kompetisi tahfidz di RQ. Nurul Qur’an, tempat pendidikan non-formalnya. Ulya mengungkapkan bahwa sejak kecil ia ingin menjadi seorang dokter dan ustadzah. Ia menunjukkan keberhasilannya dalam menghafal tiga Juz Al Qur’an sejak usia 10 tahun.

Metode menghafalnya yang konsisten, menjadi kunci keberhasilannya. Setiap hari, ia murojaah dan menghafalkan secara perlahan-lahan. Ia menyempatkan waktu untuk menghafal Al-Qur’an setelah subuh dan sepulang sekolah.

Inspirasinya datang dari sosok Zaky, putra Ustadz Muhammad Sholeh guru TPQ nya, yang telah menghafal 30 Juz Al-Qur’an dan sekarang menempuh pendidikan di Tarim. Ulya berpesan untuk sesama adik binaan LAZIS Sabilillah untuk terus berbakti dan membanggakan kedua orang tua.

 “Semangat mengaji supaya bisa membanggakan kedua orang tua.” katanya.

Dengan target menghafal setiap hari satu sampai dua surat Al-Qur’an, bahkan suratnya panjang, Ulya melangkah ke masa depan dengan semangat dan harapan yang tinggi. LAZIS Sabilillah Malang merupakan jembatan Ulya meraih kesuksesannya, dan semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda khususnya adik binaan LAZIS Sabilillah Malang untuk mengejar mimpi mereka dengan penuh semangat dan kegigihan.

Pewarta : Robiah 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *