Kenapa Kita Mesti Berbisnis?

Oleh : NOOR SHODIQ ASKANDAR (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNISMA Tahun 2013)

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya seorang pebisnis yang akhir-akhir ini mulai belajar agama Islam beserta pokok-pokok ajarannya. Yang masih mengganjal saya, selama dalam proses belajar ini yang saya peroleh banyak hal tentang kewajiban manusia untuk beribadah yang pokok, seperti sholat lima waktu, haji dan lain sebagainya. Padahal saya juga ingin mencari pandangan atas usaha yang telah saya lakukan selama ini. Terima kasih sebelumnya atas jawaban yang diberikan. Wassalamualaikum wr. Wb. Supandi – Malang.

Bapak Supandi yang saya hormati. Sungguh saya bahagia dan bangga kepada Bapak yang ingin belajar banyak tentang ajaran Islam, disaat banyak yang sudah merasa cukup dengan apa yang diketahuinya. Bahkan terkadang merasa cukup juga ibadahnya, sehingga tidak merasa perlu meningkatkan amal ibadah yang dilakukan. Padahal ilmu Allah swt sangatlah luas. Semakin didalami, makin jauh kedalamannya, bahkan tak terbatas. Begitu juga semakin kita fahami, makin merasa kecil kita dihadapan Allah swt. Ibarat setitik air yang dimasukkan ke hamparan laut, pasti tidak akan terasa dampaknya.

Berkaitan dengan usaha, ada banyak firman Allah swt yang mengajarkan “Dihalalkan jual beli dan diharamkan riba”. Dalam bahasa Arab “bai’” berarti “jual”, akan tetapi ini dimaknai “jual beli”. Ini berarti sejak dulu telah digambarkan, bahwa ‘perekonomian akan jalan kalau ada jual beli’ atau dalam bahasa lain perekonomian akan dapat berjalan dengan baik, kalau terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Banyak pula hadits Rasulullah yang mencontohkan dan menjelaskan amal usaha yang baik yang bermanfaat bagi semua fihak yang bertransaksi. Rasulullah saw melarang transaksi yang spekulatif, karena dapat berakibat merugikan salah satu fihak. Misalnya larangan transaksi tanah dengan cara melempar batu, larangan menghambat informasi salah satu fihak sebelum masuk pasar, dan lain sebagainya. Pada zaman Rasulullah saw, orang biasa berbelanja setelah sholat di Masjid, sehingga tidak heran kalau di sekitarnya ada pasar kaget setelah sholat jama’ah fardlu.. Bahkan sampai sekarangpun kebiasaan tersebut masih terlihat di sekitar Masjid Al Haram di Makkah dan Masjid Al Nabawi di Madinah Al Munawwaroh. Para Ulama’  dalam menyebarkan ajaran Islam, juga banyak melalui jalur perdagangan, seperti yang dilakukan oleh wali songo. Hal lain, dalam berusaha  terdapat beberapa ayat Al Qur’an yang secara sederhana dapat kita jadikan rujukan kenapa kita mesti berbisnis.

Pertama, ayat yang menunjukkan bahwa ‘bumi, laut dan segala isinya diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran ummat manusia’. Ayat lain juga menggambarkan janji  Allah swt “bahwa segala yang melata di muka bumi ini telah ditentukan oleh Allah swt rizqinya masing-masing”. Dengan demikian, seharusnya tidak ada yang kelaparan, tidak ada yang tidak memperoleh rizqi dari Allah swt.

Kedua, Allah swt telah berfirman “bahwa sesungguhnya Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu mau merubahnya”. Ini merupakan peringatan, bahwa walaupun rizqi sudah dijanjikan, tetapi tidak akan datang dengan sendiri. Harus ada upaya untuk memperolehnya, harus ada gerakan untuk memanfaatkannya. Surat Al Jumu’ah ayat sepuluh (10) bahkan secara tegas memerintah-kan manusia untuk berusaha “Setelah ditunaikan sholat jum’at, maka bersegeralah menyebar di muka bumi ini dan carilah karunia Allah swt”. Tentu dengan cara masing-masing orang mencari karunia Allah swt. Ada yang bekerja sebagai karyawan, ada yang jadi petani, ada yang jadi guru atau dosen dan ada juga yang jadi pengusaha.

Ketiga, setelah melakukan upaya secara optimal, kita harus tahu bahwa hakekat manusia adalah berusaha dan Allah swt jualah yang akan menentukan keberhasilan / ketidakberhasilan. Tetapi kita juga tidak perlu takut, karena Allah swt juga telah menjanjikan ‘bahwa barang siapa yang bertawakkal kepada Allah swt, maka Allah swt juga yang akan mencukupi segala kebutuhannya’. Atas ini tidak beralasan, kalau kita gagal mesti menyalahkan dzat pencipta, dan baru merasa bersyukur kalau usaha yang dilakukan memperoleh sebagaimana yang diinginkan.

Mas Supandi yang saya hormati, semoga ini semua menjadi pembelajar bagi kita. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna dalam memberikan pedoman hidup (aqidah, syari’ah dan ahlaq). Dalam ajaran Syari’ah ada pembahasan tentang mua’malah dan dalam mu’amalah pula terdapat ajaran tentang bisnis. Semoga ini bermanfaat menambah pengetahuan kita semua, amin.

Wallohua’lam bissowab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *