Press ESC to close

Gawat! 50% Lansia di Indonesia Bergantung pada Bantuan Orang Lain

Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia (lanjut usia) yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 10% penduduk Indonesia berusia 60 tahun ke atas. Fakta ini menjadi perhatian serius, terutama karena sekitar 50% lansia di Indonesia bergantung pada bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik secara finansial maupun fisik.

Bahkan, pada 2035, tahun yang mungkin menjadi akhir bonus demografi, BPS (2021) memprediksi proporsi penduduk lansia telah mencapai 17 persen.

Menjadi tua di Indonesia berarti memasuki tahapan kehidupan yang penuh dengan risiko (Kidd et al., 2018). Lansia merupakan kelompok paling rentan dalam kesejahteraan sosial. Sekitar sepertiganya, hidup dalam situasi rentan miskin dan 20 persennya masuk dalam kategori kemiskinan kronis (Pribe, 2017). Selain itu, makin tua usia lansia, makin tinggi risiko kemiskinannya.

Banyak dari mereka mengalami keterbatasan fisik dan kesehatan yang menyebabkan ketergantungan ini. Selain itu, akses terhadap layanan kesehatan dan dukungan sosial yang terbatas semakin memperparah kondisi lansia di berbagai wilayah Indonesia.

Tantangan yang dihadapi para lansia di Indonesia tak hanya berkaitan dengan fisik dan kesehatan. Keluarga yang merawat lansia sering kali menghadapi tekanan ekonomi dan emosional yang besar. Oleh karena itu, kebutuhan akan program-program pendukung yang dapat memberikan perhatian khusus dan bantuan nyata bagi lansia semakin mendesak.

Dalam hal ini, LAZIS Sabilillah Malang sebagai lembaga amil zakat berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Salah satu program unggulannya, yaitu “Cinta Lansia,” merupakan langkah nyata untuk mendukung kehidupan lansia yang kurang beruntung di kota Malang dan sekitarnya.

Program “Cinta Lansia” memberikan bantuan kebutuhan dasar, seperti sembako, dan layanakan kesehatan gratis. Bantuan ini sangat berarti bagi para lansia, khususnya mereka yang hidup sendiri tanpa dukungan keluarga. Melalui bantuan kebutuhan dasar, LAZIS Sabilillah Malang memastikan bahwa para lansia mendapatkan nutrisi dan kebutuhan pokok yang memadai.

Tingginya angka ketergantungan lansia di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam memberikan dukungan kepada mereka. Program “Cinta Lansia” adalah langkah konkret yang dapat diambil untuk memastikan bahwa lansia tidak merasa sendirian dan dapat hidup dengan penuh kebahagiaan serta kesehatan.

Tidak hanya itu, program “Cinta Lansia” juga mengajarkan nilai kepedulian sosial kepada generasi muda. Melalui program ini, diharapkan tumbuh rasa empati dan tanggung jawab sosial yang tinggi, sehingga generasi penerus dapat terus melanjutkan upaya perbaikan bagi kehidupan lansia di Indonesia.

LAZIS Sabilillah Malang telah membuktikan bahwa dengan kepedulian dan dukungan, para lansia dapat menjalani hari tua dengan lebih baik. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menjamin keberlanjutan program ini. Mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk membangun Indonesia yang lebih peduli, di mana para lansia dapat hidup dengan penuh cinta, kesehatan, dan kebahagiaan.

Mari bantu mereka! Klik tautan ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *