Masjid Sabilillah Malang merencanakan pengembangan bangunan Masjid menjadi lebih luas dan megah. Hal itu ditandai dengan adanya peletakkan batu pertama pembangunan pada Ahad (18/2) di halaman Masjid Sabilillah, Blimbing.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Rofiuddin selaku ketua dewan pembina yayasan Sabilillah, inisiasi pengembangan bangunan masjid ini sudah satu tahun lebih. Pengembangan tersebut menitikberatkan pada penambahan lantai dan fungsi masjid. Tak hanya itu desain wajah bangunan juga akan berubah dengan konsep lebih modern.
“Perencanaan renovasi sudah setahun lamanya, ada beberapa aspek pembangunan yang harus dipikirkan matang-matang,” tuturnya.
Pembangunan tersebut rencananya menelan biaya hingga 11 milyar dengan target kurun waktu tiga tahun pengerjaan. “Kalau memungkinkan lebih kurang dari tiga tahun malah bagus,” ucapnya.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa masjid Sabilillah dirancang menjadi pusat peribadatan dan peradaban umat. Pusat peradaban yang dimaksud adalah menjadi trendseter ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kemanusiaan umat. Dengan begitu Sabilillah mampu menjadi contoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw.
Diakhir ia menambahkan, Masjid Sabilillah Malang merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat bagi umat Islam di Malang dan sekitarnya.
“Masjid Sabilillah harus bisa menjadi pusat pelayan umat dan masyarakat. Membangun masjid itu memang susah, namun memberdayakan masjid juga menjadi tantangan,”
Beliau berharap masjid ini dapat menjadi pusat percontohan masjid yang mempunyai nilai pendidikan, dakwah, pemberdayaan umat, dan peradaban Islam yang bermanfaat bagi masyarakat.
Acara diakhiri dengan doa pemotongan tumpeng bersama. Hadir dalam kesempatan tersebut, Prof. Mas’ud Said selaku ketua Bid III Yayasan Sabilillah yang juga ketua Pembangunan, KH Zainul Fadli Ketua Takmir Masjid Sabilillah, Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, KH Isroqunnajah Ketua PCNU Kota Malang dan tokoh masyarakat lainnya.